Senin, 20 April 2009

Petualangan gunung Arjuno


Liburan akhir tahun 2008, gue bersama 15 temen gue memutuskan pergi naik gunung arjuna di Malang Jawa Timur, perjalanan dari jakarta menggunakan kereta ekonomi yang penuh sesak dan tak adil, karena seorang ibu yang harus berdiri karena terlanjur membeli tiket dari calo. sebenernya kita gak enak hati sama orang-orang yang berdiri, tapi gue mikir-mikir lagi kalo perjalanan gw bakan sangat melelahkan kalau harus berdiri 27 jam dari Jakarta sampai malang. akhirnya dengan sedikit keributan kecil kami dapat tetap duduk, dan orang-orang yang berdiri disekitar gue disuruh pindah sama bagian ketertiban ke gerbong lain, akhirnya rasa bersalah gue hilang juga dan gue bisa duduk bahkan tidur sampe ngorok di bangku kereta yang keras dan gak nyaman itu.


dari 16 pendaki gie adalah yang paling santai, gue gak mau bawa barang banyak-banyak, yang penting duit aman, ATM isi dan bisa makan, yang pasti perangkat kemanan dari cuaca sepereti jaket dan sleeping back pasti gue bawa. sementara temen gue yang lain bawaan nya gak muat di keril 40 lt, gue mikir kalo bawa barang banyak-banyak pasti bakal nyusahin gue sendiri, yang penting standar kemanan terpenuhi, gak perlu bawa baju anyak-banyak, yang penting jaket aja, karena sudah menjadi kebiasaan gue ketika naik gunung berhari-hari gua gak ganti daleman dan kaos, yang penting hangat dan masih bisa makan, itu aja. oh iya yang p[asti dalam perjalanan gue dan teman teman gue gak akan pernah sekalipun meninggalkan hal yang namanya SHOLAT karena itu adalah satu satu nya cara paling efektif buat komunikasi gue.


Akhirnya sampai juga di malang dengan udara yang sejuk dan wajah kucel bandan berdaki tebal karena sepanjang jalan kita emang gak mandi bahkan gak cuci muka karena shalat pun tayamum gak pake wudhu. langsung cek-cek perlengkapan, isi pulsa, dan beli sedikit makanan buat perjalanan naik.


baru 5 menit jalan rasanya dada gue sduah sesak, gua tau semua nya pasti ngerasain itu karena gue dan temen-temen gue termasuk pemuda yang jarang olah raga, perjalanan mendaki terakhir pun setahun sebelumnya ke gunung cereme tanpa persiapan fisik dan kami dapat tetap bertahan sampai trip sekarang ini ke gunung arjuna.


jauh dari yang gue bayangkan sebelumnya, ternyata trek pendakiannya bener bener bikin kesel karena jalurnya lebar dan landai, di tambah hujan lebat yang berenti selama 6 jam. sehari perjalanan cuma sampai pos perhentian pertama dan akhirnya gue beserta teman-teman memutuskan bikin tenda di pos itu dan menalanjutkan perjalanan besok pagi. akhirnya tiba saat bersantai ria, saat meluruskan kaki dan menikmati dinginnya udara gunung sambil melihat kelip lampu kota Surabaya dari pos Tretes dimalam hari.


Perjalanan dilanjutkan pagi hari dan lumayan melelahkan sampai akhirnya sore kita ngekemp di pos teratas menuju trek puncak. dingiin nya luar biasa, dan disitu saatnya gue menikmati kesunyian. dan beristirahat sampai besok pagi petualangan menggapai puncak ARjuno


Hari ke 3 gue beserta teman-teman memutuskan menggapai puncak arjunba dengan ketinggian 3333 mdpl. dengan trak sempit dan terjal berbatu dengan kiri kanan jurang akhirnya kami sampai di puncak dan memutuskan mendirikan tenda untuk bermalam di puncak, jam 5 sore baru beres dan kata yang terucap adalah "Subhanallah" dari 16 tim guam, gue bersama penasehat spiritual gue arul memutuskan keluar tenda dan menyaksikan sunset yang tertutup kabut tebal dan nagin kencang, dan yang gue lihat adalah warna orange pantulan matahari yang mneyilaukan mata dan gak bisa digambarkan, agak serem tepatnya, bahkan gue ambil foto pun gak keliatan karena pekatnya kabut.


malam yang penuh cemas berlalu dan kami berkemas turun, dan menghampiri batu di puncak yang merupakan bagian tertinggi dari gunung ARJUNO. lalu kami turun melalui jalur yang berbeda dengan pendakian. kami turun melalui jalur lawang yang terjal dan sepi. (DISINI CERITA SERU NYA DIMULAI)


Dengan penuh canda dan omongan kami bangga menaklukan puncak arjuna yang lumayan ekstrim dan turun dengan perbekalan makanan sisa. diperjalanan kami melewati daerah terjal dengan tanah yang lumayan licin tapi menarik dan mnegesankan sekali bisa berada ditempat seperti itu. beberapa jam berjalan kami berhasil melewati bagian terjal dari jalur lawang sampai ketinggian kurang lebih 2800 m. artinya perjalanan masih panjang menuju dataran dan pulang. diperjalanan kami sering berbincang dan bercanda sambil mengiri iri teman dengan makanan yang semakin menipis, perjalanan dilanjutkan dengan beberapa kali istirahat hingga tiba saat nya kami saling terpencar satu sama lainnya, artinya berjalan kami tidak lagi kompak beriringan melainkan terpisah pisah menjadi beberapa kelompok, bahkan ada yang berjalan sendiri di tengah hutan dan dinginnya udara.


Sampai tiba di areal yang memiliki banayak pohon adelwise kami beberapa kali berhenti dan bercanda sambil memetik bunga adelwise untuk di pamerkan di jakarta nanti. kami masih terpisah pisah ada yang berjalan berdua saja, sedangkan aku jalan berempat beriringan dengan jarak yang tidak terlalu jauh satu sama lainnya. sampai pada suatu daerah yang turunannnya penuh dengan alang alang dan kami terus berjalan setengah lari menuruni gunung. didepan gue melihat ada seorang gondrong memanggil gue beserta teman yang saat itu bersama gue dan teman didepan gue langsung berbalik arah dan menyuruh gua dan orang di depan gue lari kembali keatas. gilaaa terbayang betapa capek nya kaki gue yang udah lemes ditambah kurang makanan harus berlari dengan barang bawaan kembali menaiki gunung,..... haaaaaaaaaaaaaaaah panik luar biasa karena sebenarnya gue tau akan terjadi hal buruk. yaaa akhirnya orang itu mengejar kami berlari keatas sambil mengacungkan celurit madura yang ekstra besar, kaki gue tambah lemes ngeliatnya, gilaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa akhirnya cewe yang lari didepan gue terjatuh karena sudah gak kuat lagi dan gue pun memutuskan untuk menemani dia yang sudah siap siap di acun gkan celuruk kepada kami berdua, seorang temen gue berhasil lar agak jauh ke atas, tapi dia turun kembali menghampiri gue dan teman gue yang sudah tidak berdaya. apa lagi yang isa gue dan temen gue lakukan ketika celuri ekstra besar di acungkan di atas kepala gue dengan ancaman akan di bunuh, ge semakin lemes tak berdaya sambil berdoa semoga ALlah menyelamatkan gue dan teman-teman. perompak sialan itu memaksa gue dan teman gue memberikan hp dan uang. akhirnya gue serahkan hp nokia cdma gw yang gak terlalu bagus, sementara temen gue keras gak ngaku kalo dia bawa hp sampai akhirnya tas kami digeledah dan sial nya dia buka tas gue dan menemukan headset hp gue yg satu lagi sambil maksa gue menyerahkan hp gue yang satu lagi, yaaa lumayan lah saat itu samsung e590 dengan kualitas kamera 3 mega pixel yang gue banggakan akhir nya lepas dari tangan gue, Temen gua melawan rampok itu dan kami hampir menang, tapi pas gue mau bantuain mukulin tuh rampok eeeh temen nya dateng dengan celurit putih bersih tajam dan mengerikan, dan akhirnya kita bener-bener bertekuk lutut sama tuh rampok. gak tanggung tanggung jaket guie dan temen gua yang sedang dipakai di paksa suruh buka dan di ambil sama rampok sialan itu. akhirnya setelah nego dengan perampok tentang sendal eiger yang gue pake, gue di izinkan cepet cepet pergi. gue lari kocar kacir sementara temen gue gue tinggal. sebenernya ini karena gw sayang mereka,.. murni di hati gw baca lailahaillallah dan gw harus lapor ke bawah buat selametin mereka... tapii gue juga emang takut kalo tu rampok mngejar balik gue minta bungkusan HP yang dikasih aim ke ge,. karena saat aim nitipin bungkusan hp k gw dia bilang rampoknya masih ngincer ni HP, jadi gw suruh lari duluann (hahaaaaa). gue terus lari berjam jam dengan tenpa menghiraukan teman gue entah dimana sampai akhirnya melewati perkebunan jagung sampai perkebunan tebu dan akhirnya sampai juga gue dirumah penduduk yang sebenernya gue gak mau berlindung ke mereka, takutnya semua penduduk disitu emang gilaa dan suka negrampok, gue merasa agak lega ketika ternyata penduduk itu berpakaian rapi dengan kerudung dan peci, gue gak banyak basa basi langsung minta minum dengan suara gak jelas sambil bilang kalau temen-temen gue masih ada di atas gunung dan butuh bantuan. 5 jam menunggu dirumah penduduk akhirnya semua teman gue kumpul dengan diri gue sebagai pioneer...(heheee). ternyata semua temen gue yang dateng belakangan pun mengalami hal yang sama dengan gue yaitu kehilangan HP, duit dan bahkan camera nya,.... Alhamdulillaaaaaaaaaah masih untung nyawa kita selamat.


Thanks Allah you gave me experience

Tidak ada komentar:

Posting Komentar